Agustus 2015
Untuk yang penasaran dengan Maria Felicia Gunawan, inilah profil dari perempuan pembawa baki replika bendera pusaka saat Upacara 17 Agustus 1945 di Halama Istana Merdeka. Dia terpilih sebagai pembawa baki tepat pada malam sebelum hari upacara digelar. Bersama dengan tujuh orang lainnya antara lain,Briand F Pelle (Papua), Zainal Azis (Sumatera Barat), dan komandan kelompok Muhammad Razak (Sulawesi Tengah), mereka tergabung dalam pasukan delapan.

maria felicia gunawan


Sebelum bertugas dalam upacara pengibaran bendera dihadapan Presiden Joko Widodo, bersama dengan pasukan 17 dan pasukan 45, mereka telah menjalani pelatihan selama kurang lebih satu bulan.
Tidak mudah untuk dapat terpilih sebagai pasukan yang bertugas Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan tiap tahunnnya. Seseorang harus menjalani seleksi dari tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, hingga akhirnya sampai di tingkat nasional. Tak hanya bisa baris-berbaris, seseorang juga harus memiliki prestasi akademik yang baik dan wawasan kedaerahan yang luas.
Tentunya hal inilah yang akhirnya membawa Cia, hingga sejauh ini. Terlebih lagi, hanya beberapa orang saja yang berasal dari etnis Tionghoa, yang pernah mendapatkan kesempatan berharga untuk bertugas sebagai pengibar bendera dihadapan Presiden.

maria felicia gunawan

Biodata Maria Felicia Gunawan
Nama Lengkap: Maria Felicia Gunawan
Nama Panggilan: Cia, Maria Felicia
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 23 Februari 1999
Sekolah: SMAK Penabur Gading Serpong, Tanggerang
Alamat: Tanggerang, Banten
TB: 174 cm
BB: 60 kg
Hobi: Basket
Akun Instagram: @mariafelicia23
Akun Facebook: Maria Felicia Gunawan
Akun Twitter: –
Bahasa yang dikuasai: Inggris, Jepang dan Mandarin
Saudara: Anak ke-5 dari 6 bersaudara


Nama Orang Tua: Novita Homdon
Sayuti Melik, pengetik teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, memiliki nama asli Mohammad Ibnu Sayuti, lahir di Sleman, 22 Nopember 1908. Sayuti termasuk dalam kelompok Menteng 31 yang berperan dapam penculikan Soekarno dan Hatta dalam peristiwa Rengasdengklok. Mereka membawa Ir.Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo agar mereka tidak terpengaruh oleh Jepang. Ia juga termasuk dalam enam anggota yang ditambahkan dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanpa sepengetahuan Jepang. Sayuti Melik

Setelah konsep naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia berhasil disusun oleh Ir.Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo disusun, kemudian dini hari 17 Agustus 1945 konsep tersebut dibacakan dihadapan para hadirin. Sempat terjadi penolakan terhadap konsep tersebut disebabkan naskah tersebut mirip dengan buatan Jepang.

Sayuti Melik

Dalam suasana tegang itu, Sayuti memberi gagasan, yakni agar teks proklamasi ditandatangani Bung Karno dan Bung Hatta saja, atas nama bangsa Indonesia. Usulnya diterima dan Bung Karno pun segera memerintahkan Sayuti untuk mengetiknya. Ia mengubah kalimat "Wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia".